
PURBALINGGA|Purbalinggatv.com, 04/09/2025 Situasi di Purbalingga mencapai titik didih! Audensi antara Aliansi Purbalingga Bersatu dan Pemerintah Daerah pada 3 September 2025 lalu berakhir dengan kekecewaan mendalam. Pemerintah, yang diharapkan menjadi penengah, justru menunjukkan sikap apatis dan lebih memilih berpegang pada laporan “surga” yang jelas-jelas palsu.
Abah Selamet Wahidin, motor penggerak Aliansi, dengan suara lantang menyatakan, “Ini bukan sekadar unjuk rasa! Ini adalah pertempuran habis-habisan! Kami tidak akan membiarkan gerakan ini ternodai oleh kepentingan pribadi yang mengkhianati amanat rakyat!”
Kritik tajam juga dilontarkan terkait tuntutan yang selama ini diabaikan. “Kami akan terus berjuang sampai pemerintah sadar dan bertindak! Batalkan PBB yang mencekik leher rakyat! Bongkar habis praktik korupsi di setiap proyek! Evaluasi percepatan pembangunan yang penuh dengan permainan kotor! Tinjau ulang Perda CSR yang hanya menguntungkan segelintir pihak!” tegasnya.
Seluruh pimpinan ormas, LSM, dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Purbalingga Bersatu sepakat untuk meningkatkan tekanan. “Kami akan bergerak serentak, tanpa ampun!” seru mereka dengan semangat membara.
Aksi besar-besaran ini akan dikomandoi langsung oleh pusat. Setiap koordinator LSM, ormas, dan relawan bertanggung jawab penuh atas anggotanya, namun tetap dalam satu garis komando. Ribuan massa siap turun ke jalan, menyuarakan aspirasi dengan keras dan tanpa takut. Aksi ini diprediksi akan melibatkan pendudukan kantor Bupati, pemblokiran jalan-jalan vital, dan orasi-orasi di pusat-pusat keramaian Purbalingga. Aliansi juga telah menyiapkan tim bantuan hukum untuk menghadapi segala bentuk intimidasi dan kriminalisasi.
“Perlawanan akan dimulai bulan September ini! Ini adalah wujud penolakan terhadap ketidakadilan dan kesewenang-wenangan! Kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi kesejahteraan masyarakat Purbalingga!” pungkas Abah Selamet Wahidin dengan nada penuh keyakinan.
Masyarakat Purbalingga kini berada di persimpangan jalan, menanti dengan was-was sekaligus harapan, akan aksi besar yang dijanjikan Aliansi Purbalingga Bersatu. Maukah pemerintah daerah akhirnya membuka mata dan telinga? Ataukah Purbalingga akan semakin membara? Waktu yang akan menjawab!