PURBALINGGA,JAWATENGAH| Purbalinggatv.com – Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, menjadi saksi bisu sebuah transformasi yang luar biasa. Jumat, 8 Agustus 2025, bukan sekadar hari biasa, melainkan hari ketika 1.000 pohon Tabebuya ditanam, mengubah lanskap desa menjadi galeri seni alam yang memukau. Di balik aksi penghijauan ini, ada PERADI Suara Advokat Indonesia (SAI), yang menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan tak mengenal profesi. Ini bukan sekadar seremonial, ini adalah deklarasi cinta pada bumi yang diukir dengan keringat dan harapan.

Kolaborasi menjadi kunci utama keberhasilan acara ini. Perwakilan Pemerintah Desa Karangreja, Camat Kutasari, Koramil 04 Kutasari, Polsek Kutasari, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, PKSDA Serayu Bogowonto, para aktivis lingkungan, dan seluruh perangkat Desa Karangreja bersatu padu, membuktikan bahwa ketika hati dan tujuan selaras, perubahan besar bisa diwujudkan.

Dengan mengusung tema “Bersinergi untuk Menjaga Keindahan Alam dan Air yang Lestari”, PERADI SAI tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Aksi ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat Karangreja.

H. Djoko Susanto, SH, yang mewakili Ketua Dewan Kehormatan PERADI SAI, Dr. Juniver Girsang, SH., MH., menyampaikan pesan yang menggugah. “Menanam pohon adalah bukti yang tak ternilai harganya bagi generasi penerus. Tabebuya bukan hanya mempercantik desa, tetapi juga menjadi benteng pertahanan kita dalam menjaga kualitas udara dan kesuburan tanah,” ujarnya dengan penuh semangat.

Tabebuya: Lebih dari Sekadar Pohon

Tabebuya dipilih karena keistimewaannya. Selain menghadirkan keindahan visual dengan bunga-bunga berwarna cerah yang memanjakan mata, Tabebuya adalah pahlawan ekologis. Ia mampu menyerap polutan berbahaya, menghasilkan oksigen yang kita hirup setiap hari, dan menjaga struktur tanah agar tetap kokoh. Akarnya yang kuat mencegah erosi, sementara tajuknya yang rimbun memberikan kesejukan alami, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman.

Eddy Wahono, seorang pemerhati lingkungan yang hadir dalam acara ini, memberikan pujian atas sinergi yang luar biasa. “Kesadaran dan aksi nyata adalah kunci untuk mencapai keberhasilan. Tabebuya akan menjadi simbol kebanggaan masyarakat Karangreja dalam menjaga lingkungan,” katanya dengan optimisme yang menular.

Nu’man Hani, Kepala Desa Karangreja, mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan. Beliau juga berharap Tabebuya dapat menjadi ikon desa yang memikat wisatawan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Bayangkan, setiap tahun Karangreja akan mengadakan “Tabebuya Fest”, sebuah festival yang merayakan keindahan alam dan semangat gotong royong.

Dengan 1.000 pohon Tabebuya yang menghiasi jalanan desa, Karangreja akan bertransformasi menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik. Kehadiran Tabebuya akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat melalui sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan keluarga. Ini adalah bukti nyata bahwa investasi pada lingkungan adalah investasi pada kesejahteraan.

Aksi penanaman 1.000 pohon Tabebuya ini adalah langkah awal yang penuh harapan untuk mewujudkan Karangreja sebagai desa yang lestari, sejahtera, dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Purbalingga. Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk menjaga keindahan alam dan kelestarian lingkungan, demi masa depan yang lebih baik untuk semua!